FACTS ABOUT RUMAHBOLA SITUS REVEALED

Facts About Rumahbola situs Revealed

Facts About Rumahbola situs Revealed

Blog Article

Keso-Keso/kesong-Kesong: Alat musik tradisional ini memiliki nama “keso” karena memang cara memainkannya digesek, sehingga disebut “Keso-Keso” dan beberapa orang juga ada yang menyebutnya “Kere-Kere Galang”. Pada bagian tubuh Keso-Keso yang digunakan sebagai resonatornya terbuat dari kayu nangka yang dipilih dengan cara khusus dan dibentuk menyerupai jantung pisang dengan rongga di tengahnya agar menciptakan suara yang maksimal. Setelah dipahat sedemikian rupa sehingga berbentuk cekungan, kekosongan dari kayu nangka tersebut ditutup dengan membran yang terbuat dari kulit kambing pilihan.

Kecapi Maros biasanya ditampilkan sebagai musik pengiring pada acara penjemputan para tamu pada pesta perkawinan, hajatan, bahkan hiburan pada hari ulang tahun.

Bannang-Bannang: Merupakan kue yang terbuat dari tepung beras dicampur dengan gula merah dan air, kemudian dicetak menggunakan mangkuk dan digoreng. Kue ini hanya dibuat pada saat ada pesta perkawinan untuk menjamu para tamu.

Assialang Marola: adalah perkawinan antara saudara sepupu sederajat ke satu baik dari pihak ayah/ibu.

Cucuru' Madingkking: Penganan ini terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan gula merah kemudian digoreng. Kue ini biasanya dihidangkan untuk acara perjamuan pengantin.

Asal usul orang bugis hingga kini masih tidak jelas dan tidak pasti berbeda dengan wilayah Indonesia. Bagian barat Sulawesi selatan tidak memiliki monument (hindu atau budha) atau prasasti baik itu dari batu maupun dari logam, yang memungkinkan dibuatnya suatu kerangka acuan yang cukup memadai untuk menelusuri sejarah orang bugis Sejak abad sebelum masehi hingga kemasa ketika sumber-sumber tertulis barat cukup banyak tersedia. Sumber tertulis setempat yang dapat diandalkan hanya berisi informasi abad ke fifteen dan sesudahnya,

Ketikapengetahuan manusia pada zaman itu mulai Berkembang mereka menemukan carayang lebih baik yakni alat pemintal tenun dangan bahan baku benang kapas. Darisinilah mulai tercipta berbagai jenis corak kain saung dan pakaian tradisional.

Alosu: Alat musik tradisional ini terbuat dari anyaman daun kelapa dan Situs rumahbola berbentuk kotak-kotak kecil yang tersusun rapi. Di bagian dalamnya terdapat biji-bijian yang jika kita goyangkan akan menimbulkan suara seperti beras yang terdapat dalam botol plastik.

Basi-Basi: Ada perbedaan penyebutan antara masyarakat Bugis dan juga Makassar untuk alat musik ini. Bagi orang Makassar alat musik ini disebut klarinet. Basi-Basi ini dimainkan dengan cara ditiup, dan didalamnya terdapat sebuah sekat berupa membran yang dapat menghasilkan bunyi.

Kacaping/Kecapi Maros: Kacaping merupakan alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara dipetik. Kacaping juga memiliki dua dawai yang dikaitan ke kayu yang sudah dibentuk menyerupai perahu.

Selain sebagai petani, SukuBugis juga di kenal sebagai masyarakat nelayan dan pedagang. Meskipun merekamempunyai tanah yang subur dan cocok untuk bercocok tanam, namun sebagianbesar masyarakat mereka adalah pelaut.

Orang bugis juga memiliki kesastraan baik itu lisan maupun tulisan. Berbagai sastra tulis berkembang seiring dengan tradisi sastra lisan, hingga kini masih tetap dibaca dan disalin ulang.

Sesuai dengan namanya “bodo” yang berarti pendek, baju ini memang berlengan pendek. Dahulu Baju Bodo dipakai tanpa baju dalaman sehingga memperlihatkan payudara dan lekuk-lekuk dada pemakainya, dan dipadukan dengan sehelai sarung yang menutupi bagian pinggang ke bawah badan. Namun seiring dengan masuknya pengaruh Islam di daerah ini, baju yang tadinya memperlihatkan aurat pun mengalami perubahan. Busana transparan ini kemudian dipasangkan dengan baju dalaman berwarna sama, namun lebih terang. Sedangkan busana bagian bawahnya berupa sarung sutera berwarna senada. Menurut adat Bugis, setiap warna pakaian yang dikenakan oleh wanita Bugis menunjukkan usia atau martabat pemakainya. Busana ini sering digunakan untuk upacara-upacara seperti upacara pernikahan. Tapi sekarang, baju bodo mulai direvitalisasi melalui acara lain seperti kompetisi tari atau menyambut tamu. Secara lebih luas, baju bodo telah menjadi pakaian adat resmi yang digunakan sebagai ciri khas Provinsi Sulawesi Selatan terutama bagi para wanitanya. Baju Bodo dianggap sebagai pakaian adat Sulawesi Selatan paling pertama dikenal oleh masyarakatnya. Dalam kitab Patuntung, kitab suci ajaran Animisme dan Dinamisme nenek moyang Suku Makassar, baju ini bahkan disebutkan dengan jelas, mulai dari bentuk, jenis hingga cara pemakaiannya. Ilmu tekstil yang telah dikenal sejak zaman batu muda oleh nenek moyang Suku Makassar membuat baju bodo begitu nyaman dikenakan. Baju ini sengaja dibuat dari bahan kain muslin. Kain ini adalah kain hasil pintalan kapas yang dijalin bersama benang katun. Rongga dan kerapatan benang yang cukup renggang, menjadikan kain ini sejuk dikenakan sehingga cocok dipakai di iklim tropis Sulawesi Selatan.

Ana Baccing: Alat musik ini terbuat dari logam, dimainkan dengan cara dipukulkan satu sama lain. Bentuknya seperti dayung, dan selalu dimainkan pada saat karnaval atau upacara adat.

Report this page